Selasa, 14 Februari 2012

Kalau Bisa Lebih Cepat, Kenapa Diperlambat ?

Ketika mendengar cerita dari seorang kawan yang pernah ke Jepang, dan dia cerita banyak mengenai kultur masyarakat disana. Sangat menginspirasi sekali bagi saya dan seolah mematahkan pribahasa yang mengatakan "Biar lambat asal selamat". Katanya orang Jepang sudah terbiasam melakukan sesuatu dengan cepat, disiplin waktu yang signifikan dan selalu memegang teguh habit (kebiasaan) tersebut sehingga tidak salah jika Jepang menjadi Salah satu negara yang cukup diperhitungkan di mata dunia.

Cepat dalam melangkah dalam teori yang sederhana adalah sebuah respon dari semangat diri Anda. Sepertinya kalimat "biar lambat asal selamat" berlaku untuk menyetir kendaraan saja, tidak sepenuhnya berlaku ketika Anda ingin hidup lebih baik dan mencapai impian Anda.

Sekarang marilah kita bicara pada konteks yang lebih kecil dan personal, yaitu diri sendiri. Sudahkah semangat itu muncul setiap hari ? Apakah respon bertindak cepat selalu ada ?

Cepat bukan berarti berjalan dan berlari dengan cepat, tetapi melangkah cepat lebih ke arah bagaimana seseorang menjalankan rencana awal yang sudah dibuat untuk pencapaian sesuatu dengan lebih cepat - Seberapa cepat seseorang menyelesaikan tanggung jawabnya dan respons yang diberikan terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Kecenderungan untuk menunda dan menunggu sampai saat yang tepat menjadi salah satu faktor terbesar yang membuat seseorang tidak bergerak cepat. Alih-alih "Nanti sajalah, besok saja saya follow up, tahun depan barulah saya berkonsetrasi untuk melakukan goal setting saya." Ungkapan tersebut sering saya dengar. Bahkan saya pribadi secara personal pernah mengalami hal tersebut.

Rekan bisnis ada satu kalimat yang menyatakan "Jika Anda menunda satu hari, Anda telah menunda satu hari kesuksesan Anda." Mulai saat ini, ubah paradigma lama, jadikan bertindak cepat sebagai habit baru bagi kita. Jika bisa lebih cepat sampai ke puncak, kenapa harus diperlambat ? And take action now !

0 komentar:

Posting Komentar